
Buruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapatkan upah. Ada beragam jenis buruh, mulai dari buruh kasar, buruh harian, sampai ke buruh terampil, buruh terlatih. Dalam bidang hukum (UU No.13 Tahun 2003), kata buruh sering diganti dengan kata pekerja karena kata buruh memiliki konotasi sebagai golongan yang tertindas, lemah, tidak berpendidikan, kasar, kurang profesional, dan terpinggirkan. Hal itu terjadi karena kata buruh digunakan sejak jaman penjajahan dan bahkan menjadi bahasa politik dalam kampanye oleh partai politik guna menggalang masa yang merasa senasib. Selain itu perilaku majikan yang memperkerjakan buruh tidak semuanya baik, kadang ada ketidaksewenangan yang terjadi dan menjadi viral. Akibatnya kata buruh yang sebenarnya biasa saja menjadi kata yang memiliki konotasi negatif.
Dalam dunia ini selalu ada 2 sisi mata uang. Ada baik ada buruk, ada dekat ada jauh, ada tinggi ada rendah, ada benar ada salah, dan seterusnya. Demikian pula halnya dengan buruh atau pekerja. Mereka yang bekerja sesuai tugas yang diberikan berarti buruh yang baik. Mereka yang bekerja sesuai dengan target yang telah disepakati berarti buruh yang baik. Sebaliknya mereka yang bekerja seenaknya sendiri atau dengan pembenaran diri sendiri berarti buruh yang tidak baik. Mereka yang tidak mematuhi aturan dalam bekerja berarti buruh yang buruk. Sesederhana itu sebenarnya. Namun dalam ingatan manusia, hal-hal yang buruk atau yang menyakitkan akan lebih lama dikenang. Sayangnya tidak banyak orang yang mengenangnya untuk berpikiran positif dan untuk memotivasi diri menjadi lebih baik.
Trus sering kita dengar kata "mental buruh"? Menilik KBBI, mental adalah hal-hal yang terkait dengan batin atau watak manusia. Nah trus apakah mental buruh berarti watak seorang buruh? Buruh yang mana nih? Kan buruh ada yang baik dan ada yang tidak baik sebagaimana sifat manusia.
Untuk mengetahui makna pengucapan “mental buruh” maka kita harus diketahui situasi pada saat pengucapannya, baik itu konteks pembicaraan, intonasi pengucapan, atau struktur kalimatnya. Jika konteks pembicaraannya terkait motivasi bekerja, jika struktur kalimatnya efektif, jika intonasi pengucapannya tinggi maka bisa diartikan pengucapan kata "mental buruh" itu bermakna sebagai watak yang bersisi negatif. Hal itu meminjam istilah buruh pada masa penjajahan atau pergolakan politik, dimana manusia akan lebih mudah mencerna sebuah kata jika dalam ingatannya sendiri sudah berkonotasi negatif dan merendahkan.
Lantas apa makna kata itu? Apakah kata itu mendiskreditkan seseorang?
“Jangan kamu bermental buruh!” ucap seseorang kepada temannya saat memberikan motivasi dengan nada tinggi. Dialog itu menunjukkan kontek upaya meningkatkan etos kerja dan penekanan kata yang serius dengan harapan bisa diingat. Nah trus, apa maknanya? Makna sederhananya adalah jadilah pekerja yang baik. Tinggalkan status buruh yang dalam pikiranmu sudah memiliki konotasi negatif, seperti kerja serabutan, tidak ada inisiatif alias hanya menunggu diperintah, selalu mengeluh atau selalu beralasan, kalo tidak ada diperintah ya duduk ngobrol sambil gibah, kerja kasar, kerja berkeringat, kerja di luar ruangan, kerja mengandalkan otot, atau konotasi negatif lebih parah seperti, menganggap upahnya sedikit, tidak manusiawi, tidak adil, dan sejenisnya yang semuanya berdasarkan penilaian pribadinya sendiri. Sangat subjektif.
Oleh sebab itu, kalimat “Jangan bermental buruh!” dalam konteks di atas tidak berniat mendiskreditkan seseorang, akan tetapi bermakna bahwa lawan bicaranya diharapkan dapat menjadi buruh atau pekerja yang baik. Apa yang baik itu? Wah banyak dong, intinya yang bernilai positif, misalnya bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, memiliki inisiatif dan inovasi, disiplin dan tepat waktu atau tepat target, menghargai pekerjaan yang sudah dipilihnya sendiri, dan banyak lagi. Syukur-syukur bisa bermental kerja yang baik, yaitu kemampuan untuk berpikir positif, mengelola stress, dan berkolaborasi dengan orang lain (Hestriana, J.N., 2023).
Lalu apa ciri-ciri pekerja dengan mental kerja yang baik/kuat?
Tunggu tulisan berikutnya ya.